Dalam Remangmu

Author: breena





Perih itu lalu
datang sebentar
sudah itu berlalu
tinggalkan pedih dan ragu akan maknamu

dan ketika perih itu lalu
datang kembali
menyapamu dan enggan berlalu
pedih dan ragu menamparmu

goresan mendalam menitikkan air matamu
membasah-menyeka pelangi matamu
dan aku terpaku dengan linang airmataku
rasakan pedihmu di segenap jiwa ragaku

(inget waktu sakitmu, 100508)

 

4 Responses to “Dalam Remangmu”

  1. boedy_oet

    Sakit memang terasa tidaklah menyenangkan.
    Tp di dalamnya berjuta makna dpt bicara.
    Ada dialog raga dan jiwa kt. Ada diskusi indah, sharing, pun umpatan dan kemarahan.
    Yg pasti, ktk dalam sakit dan ketidakbermaknaan, temukan cinta yg menyapa. Di sanalah cinta yg sesungguhnya.


  2. breena

    thanks ... btw i feel that.
    sakit ini akan hambar dengan sendirinya ketika cinta menyapa. hehehe.


  3. Anonim

    ah Bu Diyan mengapa puisinya sedih?
    bikin yang ceria lagi dong
    eh ini pendapat pribadi yang diamini Jendral Tian Feng 'sejak dahulu begitulah cinta deritanya tiada berakhir'
    *halaah sudah kehabisan bahan komen nih* :D


  4. breena

    iya pak tomi. mang lagi sedih hiks.


Leave a Reply